Erwin Aksa Harap Perjanjian AS-Jepang soal Nikel
Banten, PaFI Indonesia — Anggota Komisi XI DPR RI Erwin Aksa berharap perjanjian perdagangan bebas (FTA) antara Amerika Serikat (AS) dan Jepang soal mineral penting bisa ditiru dan berlaku juga untuk Indonesia.
Mineral penting itu mencakup mineral kritis yang menjadi kunci untuk menggerakkan kendaraan listrik, seperti nikel, grafit, mangan, kobalt, dan litium.
“Perjanjian Mineral Kritis AS-Jepang memberikan cetak biru bagi mitra dagang AS lainnya seperti Indonesia, yang saat ini tidak memiliki perjanjian perdagangan bebas yang memenuhi syarat berdasarkan IRA (Inflation Reduction Act),” katanya dalam keterangan resmi, Kamis (14/11).
FTA tersebut diteken AS-Jepang pada Maret 2023 untuk mengurangi ketergantungan kedua negara pada impor China untuk mineral tersebut.
Erwin mengatakan berdasarkan FTA ini, kedua negara tidak akan memberlakukan larangan yang tidak semestinya terhadap impor atau ekspor mineral kritis ke wilayah masing-masing.
Menurutnya, kini AS juga tengah berunding dengan Uni Eropa dan Inggris untuk perjanjian serupa terkait mineral penting.
Ia mengatakan Indonesia harus menggunakan kesempatan ini untuk mencari perjanjian perdagangan preferensial dengan AS, bukan berupa FTA penuh tapi terbatas.
“Misalnya, Indonesia dapat menukar mineral dengan produk seperti kedelai dan jagung. Indonesia mengimpor 2,67 juta ton kedelai pada 2021, dengan 2,63 juta ton berasal dari Amerika Serikat,” ungkapnya.
Namun, Erwin mewanti-wanti investasi China di Indonesia dapat menghambat perundingan dengan AS. China telah berinvestasi besar-besaran di industri nikel Tanah Air, khususnya soal membangun smelter.
“Hal ini dapat melanggar ketentuan mengenai sumber mineral penting dari ‘entitas asing yang menjadi perhatian’,” ucapnya.
Erwin mengatakan Presiden Prabowo perlu meyakinkan AS, terutama pemerintahan baru di bawah Donald Trump bahwa kebijakan Indonesia tidak terlalu condong ke Tiongkok, selain soal perlindungan lingkungan.
“Pada intinya, Indonesia harus menyakinkan AS bahwa perdagangan US-Indonesia sangat penting untuk mendorong ambisi America First dan Indonesia First,” pungkasnya.
AS jadi kunjungan kedua Prabowo usai dilantik jadi Presiden RI. Kunjungan perdana Prabowo ke China.
Di AS, Prabowo bertemu langsung dengan Presiden Joe Biden. Sejumlah hal dibicarakan dalam pertemuan ini. Misalnya soal hubungan diplomatik AS-Indonesia, isu Timur Tengah, kerja sama Indo Pasifik, krisis iklim hingga Laut China Selatan.
Prabowo juga berbicara lewat sambungan telepon dengan Presiden terpilih AS, Donald Trump.